Kamis, 23 Juni 2016

Pola Sensitivitas Bakteri

Pola Sensitivitas Bakteri Penyebab Infeksi saluran Napas Bawah Non Tuberkulosis Terhadap Kotrimoksazol di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012

Masyarakat sering menghadapi penyakit infeksi saluran napas bagian bawah (ISPB) non tuberkulosis penyebab karna adanya virus dan bakteri. Bermacam-macam penyebab infeksi saluran napas bagian bawah, contohnya ada Streptococcus pneumonia diikuti oleh Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, psedumonas sp., Proteus sp., Klebsiella pneumoniae, diikuti oleh Pseudomonas sp, Acinetobacteranitratus, Staphylococcus aureus, psedumonas sp. Penyakit infeksi saluran napas bagian bawah menepati urutan ke-2 yang menyebabkan kematian tertinggi. Cara pengobatan penyakit ini mungkin harus lebih diperhatikan karena Penyakit infeksi saluran pernapasan bahwah non tuberkulosis di RSUP Dr. M. Djamil masih cukup tinggi. Cara pengobatan dengan menggunakan metode empirik, tetapi jika pemberian antibiotika empirik hasilnya pun tidak membaik dianjurkan untuk berhenti karena akan membuat penyakit pasien memburuk dianjurkan untuk memberi pengobatan antibiotika yang sesuai dengan bakteri pasien.  Adapun pengobatan kotrimoksazol  yang merupakan kombinasi dua obat antibiotika yaitu trimetoprim dan sulfametoksazol (TMP/SMX) yang temasuk pula golongan bakterisid (membunuh kuman).  Kombinasi kedua antibiotika ini dapat menghambat Staphylococcus aureus, Streptococcushemoliticus, H.Influenzae, bakteri gram negatif aerob (E.coli dan Klebsiella sp.), dan Enterobacter.

Pola Bakteri Penyebab Infeksi Nosokomial Pada Ruang Perawatan Intensif Anak di Blu RSUP PROF. DR. R. D. Kandou Manado
Bakteri yang didapat dari benda lingkungan rumah sakit dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat di rumah sakit pada pasien yang dirawat paling tidak selama 72 jam (3x24 jam). Mikroorganisme yang sering berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial adalah Proteus sp., Escherichia colii, Staphylococcusaureus, Candida albicans, dan Pseudomonas aeruginosa. Pengaruh lingkungan sering terkontaminasi aktivitas sehari-hari menjadi penyebab masalah infeksi nosokomial yang sering ditemukan di rumah sakit. Penelitian pada bulan November 2014 – Januri 2015 yang bersifat deskriptif mengambil sampel pada permukaan peralatan medis, permukaan meja, permukaan tempat tidur, permukaam lantai, permukaan dinding dengan cara swab dengan lidi kapas steril yang telah dicelupkan NaCl Fisiologis dan pada pengambilan sampel udara dilakukan secara pasif menggunakan media agar Nutrien dan media agar Mac Conkey. Penyebab infeksi pada ruang perawatan intensif anak di BLU Manado karna adanya bakteri aerob yang disimpulkan bakteri gram negatif yang merupakan bakteri yang banyak ditemukan pada Ruang Perawatan Insentif anak. Staphylococcus sp., dan Pseudomonas sp., merupakan bakteri tersering yang menyebabkan infeksi nosokomial dengan Staphylococcus sp., merupakan bakteri yang terbanyak ditemukan.

Hubungan Kualitas Mikrobiologi Udara dalam Rumah dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Balita

Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit meluran yang menepati peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak di Indonesia. Penyebab penyakit ini karena adanya pencemaran udara dalam ruangan rumah maupun di lingkungan. Banyaknya jamur dan bakteri yang menyebabkan berkembangnya mikroorganisme di dalam rumah, di lingkungan  spora jamur dan bakteri menjadi sumber penyebab penyakit yang berasal udara yang tersebat dimana-mana. Iklim tropis yang menyebabkan terkena panyakit infeksi saluran pernapasan akut maka dari itu seperti masyarakat daerah Sumatera Barat cukup sensitif untuk terkena penyakit infeksi saluran pernapasan akut. Keberadaan hewan, pot bunga dan tempat sampah pun menjadi sumber banyaknya mikroorganisme. Karena adanya pencemaran udara dalam ruang seperti dampak langsung setelah seorang individu terpajan seperti iritasi hidung dan tenggorokan, iritasi mata, sakit kepala, mual dan fatigue, ISPA, flu, hipersensitif pneumonia, dan asma menjadi dampak terhadap kesehatan. Sekitar hampir empat juta orang meninggal dunia akibat terserang penyakit ISPA setiap tahunnya. Pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia menjadi angka mortalitas yang sangat tinggi, khususnya mereka yang berada di negara-negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah. Rumah yang tidak sehat dan perilaku hidup yang kurang bersih dapat menyebabkan banyaknya jumlah koloni bakteri dalam rumah pada kelompok kasus. Mikroorganisme yang melayang di udara dengan dukungan faktor lingkungan yang kurang memadai dapat menginfeksi mukosa hidung, trakea, dan bronkus.

Oleh: Syifha Fauziah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar