Pola Sensitivitas Bakteri Penyebab Infeksi saluran Napas Bawah Non Tuberkulosis Terhadap Kotrimoksazol di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012
Masyarakat
sering menghadapi penyakit infeksi saluran napas bagian bawah (ISPB) non
tuberkulosis penyebab karna adanya virus dan bakteri. Bermacam-macam penyebab
infeksi saluran napas bagian bawah, contohnya ada Streptococcus pneumonia diikuti oleh Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, psedumonas sp., Proteus
sp., Klebsiella pneumoniae, diikuti oleh Pseudomonas sp, Acinetobacteranitratus, Staphylococcus aureus,
psedumonas sp. Penyakit infeksi saluran napas bagian bawah menepati urutan
ke-2 yang menyebabkan kematian tertinggi. Cara pengobatan penyakit ini mungkin
harus lebih diperhatikan karena Penyakit infeksi saluran pernapasan bahwah non
tuberkulosis di RSUP Dr. M. Djamil masih cukup tinggi. Cara pengobatan dengan
menggunakan metode empirik, tetapi jika pemberian antibiotika empirik hasilnya
pun tidak membaik dianjurkan untuk berhenti karena akan membuat penyakit pasien
memburuk dianjurkan untuk memberi pengobatan antibiotika yang sesuai dengan
bakteri pasien. Adapun pengobatan
kotrimoksazol yang merupakan kombinasi
dua obat antibiotika yaitu trimetoprim dan sulfametoksazol (TMP/SMX) yang
temasuk pula golongan bakterisid (membunuh kuman). Kombinasi kedua antibiotika ini dapat
menghambat Staphylococcus aureus,
Streptococcushemoliticus, H.Influenzae, bakteri gram negatif aerob (E.coli dan Klebsiella sp.), dan Enterobacter.
Pola Bakteri Penyebab Infeksi Nosokomial Pada Ruang Perawatan
Intensif Anak di Blu RSUP PROF. DR. R. D. Kandou Manado
Bakteri yang
didapat dari benda lingkungan rumah sakit dapat menyebabkan infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat di rumah sakit pada pasien
yang dirawat paling tidak selama 72 jam (3x24 jam). Mikroorganisme yang sering
berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial adalah Proteus sp., Escherichia colii, Staphylococcusaureus, Candida albicans,
dan Pseudomonas aeruginosa.
Pengaruh lingkungan sering terkontaminasi aktivitas sehari-hari menjadi
penyebab masalah infeksi nosokomial yang sering ditemukan di rumah sakit.
Penelitian pada bulan November 2014 – Januri 2015 yang bersifat deskriptif
mengambil sampel pada permukaan peralatan medis, permukaan meja, permukaan
tempat tidur, permukaam lantai, permukaan dinding dengan cara swab dengan lidi
kapas steril yang telah dicelupkan NaCl Fisiologis dan pada pengambilan sampel
udara dilakukan secara pasif menggunakan media agar Nutrien dan media agar Mac
Conkey. Penyebab infeksi pada ruang perawatan intensif anak di BLU Manado karna
adanya bakteri aerob yang disimpulkan bakteri gram negatif yang merupakan
bakteri yang banyak ditemukan pada Ruang Perawatan Insentif anak. Staphylococcus sp., dan Pseudomonas sp., merupakan bakteri
tersering yang menyebabkan infeksi nosokomial dengan Staphylococcus sp., merupakan bakteri yang terbanyak ditemukan.
Hubungan Kualitas Mikrobiologi Udara dalam Rumah dengan Kejadian
Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Balita
Penyakit
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit meluran yang menepati
peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak di Indonesia. Penyebab penyakit
ini karena adanya pencemaran udara dalam ruangan rumah maupun di lingkungan.
Banyaknya jamur dan bakteri yang menyebabkan berkembangnya mikroorganisme di
dalam rumah, di lingkungan spora jamur
dan bakteri menjadi sumber penyebab penyakit yang berasal udara yang tersebat
dimana-mana. Iklim tropis yang menyebabkan terkena panyakit infeksi saluran
pernapasan akut maka dari itu seperti masyarakat daerah Sumatera Barat cukup
sensitif untuk terkena penyakit infeksi saluran pernapasan akut. Keberadaan
hewan, pot bunga dan tempat sampah pun menjadi sumber banyaknya mikroorganisme.
Karena adanya pencemaran udara dalam ruang seperti dampak langsung setelah
seorang individu terpajan seperti iritasi hidung dan tenggorokan, iritasi mata,
sakit kepala, mual dan fatigue, ISPA, flu, hipersensitif pneumonia, dan asma
menjadi dampak terhadap kesehatan. Sekitar hampir empat juta orang meninggal
dunia akibat terserang penyakit ISPA setiap tahunnya. Pada bayi, anak-anak, dan
orang lanjut usia menjadi angka mortalitas yang sangat tinggi, khususnya mereka
yang berada di negara-negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah. Rumah
yang tidak sehat dan perilaku hidup yang kurang bersih dapat menyebabkan
banyaknya jumlah koloni bakteri dalam rumah pada kelompok kasus. Mikroorganisme
yang melayang di udara dengan dukungan faktor lingkungan yang kurang memadai
dapat menginfeksi mukosa hidung, trakea, dan bronkus.
Oleh: Syifha Fauziah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar